Rabu, 11 Juni 2014

layanan Teknis


Layanan Teknis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Layanan teknis merupakan salah satu dari sekian macam layanan di perpustakaan. Aktivitasnya adalah mempersiapkan bahan pustaka sedemikian rupa sehingga siap untuk disajikan atau dilayankan di bagian layanan pembaca , entah itu di layanan sirkulasi, layanan referensi, dan lain-lain. Oleh karena itu layanan teknis sangat besar perannya terhadap layanan perpustakaan secara keseluruhan
Layanan teknis mencakup berbagai kegiatan seperti:  pengadaan, inventarisasi, pengkatalogan, pengklasifikasian bahan pustaka, serta pemberian perlengkapan pada bahan pustaka tersebut
Kegiatan-kegiatan itu merupakan rangkaian yang urut, sehingga apa bila salah satu diataranya tidak dilaksanakan maka akan menimbulkan ketimpangan yang menghambat kelancaran di dalam layanan teknis
B.    Batasan Masalah
Dengan demikian melalui makala ini kami akan menjelaskan/ membahas beberapa hal mengenai :
1.    Bagaimana lingkup aktifitas layanan perpustakaan?
2.    Bagaimana cara pengadaan bahan pustaka?
3.    Bagaimana pengolahan bahan pustaka?
  BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian dan Lingkup Aktivitas Perpustakaan
          Layanan teknis merupakan layanan yang berada dibalik layar, artinya layanan yang bertugas mempersiapkan bahan pustaka sedemikian rupa sehingga siap untuk disajikan atau  dilayankan dibagian layanan pengguna. Kelompok besar tugas-tugas dari layanan teknis mencakup: pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka mencakup kegiatan: pemilihan, pembelian dan pengadaan dengan cara lain. Sedangkan pengolahan bahan pustaka mencakup kegiatan: inventarisasi bahan pustaka, pengkatalogan, pengklasifikasian, serta penyelesaian bahan pustaka yakni memberi perlengkapannya seperti membuat kartu, kantong kartu, dan label pustaka.
B.    Pengadaan Bahan Pustaka
1.    Cara Pengadaan  Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka bisa melalui beberapa cara, yakni : membeli, hadiah, mengkopi, tukar- menukar dan titipan. Pembelian bahan pustaka bias langsung dilakukan ditoko buku, agen buku, memesan langsung pada penerbit, dan lain-lain melalui prosedur tertentu yang telah ditetapkan. Pengadaan bahan pustaka dengan cara membeli merupakan cara utama yang dilaksanakan. Sedangkan cara lain sekedar penunjang saja. Tidak semua perpustakaan memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan pembelian bahan pustaka olehnya itu bahan pustaka bisa diperoleh melalui hadiah, misalnya dari departemen, lembaga atau instansi lain.
2.    Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Kualitas suatu perpustkaan tidak semata-mata dinilai dari kuantitas koleksinya, namun dinilai pula dari kuantitas koleksinya. Oleh karena itu bahan pustaka yang menjadi keleksi perpustakaan harus di pilih secara cermat. Prinsip pemilihan bahan pustaka tidak boleh hanya berpedoman pada tuntutan masyarakat pembacanya saja dengan mengesampingakan kualitanya atau sebaliknya, tetapi harus berpedoman pada keduanya dan disesuaikan dengan kondisi dan situasinya.
3.    Alat Bantu Pemilihan
Alat bantu pemilihan ini digunakan untuk membantu dalam memilih bahan pustaka yang diperlukan. Alat bantu ini berupa silabus mata pelajaran, daftar buku atau bibliografi yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit buku yang lazim disebut “Katalog Penerbit”, selebaran rebitan baru, resensi, atau tinjauan buku, dan para ahli sebagai narasumber.
 Apabila dikelompokkan, maka alat bantu seleksi terdiri atas:
a.    Sumber-sumber dari sekolah berkenaan dengan keperluan belajar dan mengajar
b.    Terbitan berkala, resensi, dan lain-lain
c.    Katalog penerbit, agen, took buku, dan lain-lain, biblografi, indeks,
d.    Para ahli
4.    Prosedur Pemesanan dan Pembelian Bahan Pustaka
Dalam pelaksanaannya, pustaka yang akan dibeli harus dipilih terlebih dahulu. Daftar pustaka yang dipilih diisikan dalam slip/formulir yang biasanya disediakan oleh perpustakaan sebelum pada akhirnya disusun dalam bentuk daftar pesanan. Slip atau formulir yang dimaksud berisi isian yang menampung data yang diperlukan untuk pemesanan/pembelian pustaka. Pengisian data pustaka kedalam slip/formulir dimaksudkan mempermudah dalam menyusun daftar pustakanya, karena slip mudah disusun sesuai dengan urutan yang diinginkan.
C.    Pengolahan Bahan Pustaka
          Adapun kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi:
1.    Inventarisasi bahan pustaka mencakup kegiatan :
a.    Pemberian identitas bahan pustaka
          Identitas bahan pustaka adalah ciri atau tanda untuk menunjukkan pemilik bahan pustaka tersebut. Ciri atau tanda itu berupa cap, termasuk cap inventaris, yakni cap yang dimaksud untuk menempatkan nomor inventaris dari pustaka yang bersangkutan
b.    Pencatatan pustaka dalam buku inventaris
Buku inventaris pada umumnya dibuat dari buku folio bergaris yang memuat kolom-kolom untuk mencatat data tertentu dari suatu pustaka. Berikut contoh kolom dari buku inventaris meliputi:
No
Tgl
No. Inventarisasi
Judul
Pengarang
Tahun
Eks
Bahasa
Harga
Asal
Jenis
Ket
Indonesia
Inggris
Asing Lain
Pembelian
Hadiah
Lain-lain
Umum
Referansi
Fiksi























2. Pengkatalogan Bahan Pustaka
Katalog mempunyai peran penting dalam suatu perpustakaan. Karena itu setiap pustaka perlu dibuatkan kartu katalog
1.    Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Katalog
Katalog sebenarnya berarti daftar, sedangkan di perpustakaan katalog berarti:
a.    Catatan lengkap mengenai koleksi suatu perpustakaan
b.    Daftar/ senerai pustaka yang disusun menurut aturan tertentu
Tujuan utama pembuatan  katalog perpustakaan adalah :
a.    Untuk menunjukkan kekayaan koleksi suatu perpustakaan
b.    Untuk memudahkan penempatan dan penemuan kembali suatu pustaka
c.    Untuk membantu pengguna dalam memilih dan menelusur pustaka yang diperlukan
Manfaat Katalog
a.    Menunjukkan kekayaan koleksi perpustakaan
b.    Memudahkan penggunaan memilih dan menelusur pustaka
2.    Bentuk dan susunan katalog
Bentuk katalog ada bermacam-macam. Yakni berkas, kartu, katalog kartu dan data computer. Pada umumnya katalog yang digunakan di Indonesia adalah katalog kartu
Dalam membuat katalog, prinsip yang harus diperhatikan terlbih dahulu adalah :
a.    Seragam dan taat asas
b.    Mengikuti praturan yang sudah ditetapkan
c.    Cermat dan teliti
3.    Unsur Yang Perlu Diketahui Dalam Catalog
Dalam katalog terdiri atas beberapa unsur, yakni :
a.    Nomor panggil (call Number)
b.    Nama pengarang, dan
c.    Entri utama
a.    panggil (Call Number)
Nama panggil (Call Number) adalah nomor penempatan suatu pustaka untuk menunjukkan dmana letak pustaka yang bersangkutan dalam jajaran pustaka di rak. Nomor panggil terdiri atas : nomor kalas, tiga huruf pertaa nama pengarang, dan huruf pertama dari judul pustaka yang ditulis dengan huruf kecil
b.    Nama Pengarang
 Nama pengarang dapat berupa nama orang, lembaga dan sebagainya. Namun ada pula nama-nama asing yang tidak dibalik seperti nama yang berasal dari Negara Cina dan Korea
Contoh :
Robert  Kennedy ditulis      : Kennedy, Robert
Park Jo Bong ditulis           : Park Jo Bong ditulis
Ruslan Abdul Gani ditulis     : Gani, Ruslan Abdul
Margaret Thatcher ditulis    : Thatcher, Margaret
c.    Entri Utama
Entri utama adalah uraian catalog yang lengkap dari suatu bahan yang memberikan semua informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi suatu karya. Dalam katalog kartu entri ini memberika juga jejakan dari semua tambahan yang dibuat dari semua karya.
 Pada umumnya suatu pustaka sedikitnya dibuatkan 4 macam kartu katalog, yakni kartu pengarang, kartu judul, kartu subjek, dan kartu shelfilst. Apabila perlu dibuatkan pula kartu-kartu klas
3.Pengklasifikasian Bahan Pustaka
1.    Pengertian, tujuan, dan manfaat klasifikasi bahan pustaka
Kalsifikasi adalah pengelompokan/ penggolongan secara sistematis dari sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain kedalam klas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama
Penggolongan bahan pustaka dapat melalui beberapa cara, yakni :
a.    Menurut bentuk fisiknya ( buku, majalah, pamphlet dan sebagainya)
b.    Menurut kegunaannya ( koleksi referensi/rujukan, buku teks, skripsi, tesis, dan sebagainya)
c.    Menurut pokok bahasan, persoalan atau subjeknya
2.  Sistem Klasifikasi
Ada beberapa sistem klasifikasi yang diciptakan untuk menggolongkan bahan pustaka. Sistem yang umumnya dikenal adalah :
a.    Bibliographical Classification (BC)
b.    Colon calassification (CC)
c.    Dewey demical classification (DDC)
d.    Universal Demical Classification (UDC)
e.    Library Of Congres Classification (LCC atau disingkat LC)
3.    Petunjuk Pengerjaan Klasifikasi
Sebelum angka atau nomor klasifikasi ditetapkan, suatu pustaka harus dipertimbangkan dan diperhitungkan secara cermat dari berbagai segi. Dengan demikian nomor klas yang diberikan pada bahan pustaka yang bersangkutan sesuai engan tujuan pengklasifikasian yang bisa menunntun pengguna menemukan pustaka yang diperlukan. Dalam menggolongkan bahan pustaka harus berpedoman  pada isinya, pokok bahasannya, pokok persoalanya atau subjeknya dan jangan berpedoman pada judulnya
4.    Pendekatan Dalam Menentukan Subjek
Pokok bahasan, pokok persoalan atau subjek suatu pustaka bisa bidekati melalui beberapa aspek, yakni :
a.    Pendekatan memalui judul
b.    Pendekatan melalui kata pengantar
c.    Pendekatan melalui daftar isi
d.    Pendekatan melalui kata pendahuluan
e.    Pendekatan melalui teks
f.     Pendekatan melalui bibliografi
g.    Pendekatan melalui rekomendasi dari penerbit
5.    Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menggunakan DDC
a.    Prinsip dasar desimal dari DDC
Gambaran dari desimal tersebut dapat dilihat dari contoh berikut:
Kalas utama
000 Karya umum
100 Filsafat dan psikologi
200 Agama
300 Ilmu-ilmu social
400 Bahasa
  500 Ilmu-ilmu murni (IPA)
 600 Ilmu-ilmu terapan (Teknologi)
 700 Kesenian, hiburan, olahraga
 800 Kesusastraan
   900 Geografi dan sejarah umum
Divisi
 300 ilmu-ilmu social
 310 Statistik umum
 320 Ilmu politik
 330 Ilmu ekonomi
340 Ilmu hukum
350 Ilmu administrasi
360 Layanan sosial
370 Pendidikan
380 Perdagangan, komunikasi, transport
  390 Adat istiadat dan kebiasaan
Seksi
300 Ilmu-ilmu social
 301 Sosiologi, antropologi
302 Interaksi social
320 Ilmu politik
321 Sitem-sitem pemerintah dan Negara
b.    Tabel Pembantu (Auxiliary tables)
DDC mempunyai tabel-tabel pembantu antara lain :
1)    Subdivisi standar
2)    Wilayah
3)    Subdivisi kesusastraan
4)    Subdivisi bahasa
5)    Ras, bangsa atau kelompok social
6)    Tabel untuk merinci bahasa dokumen
c.    Bagan DDC
Bagan atau disebut Schidule pada DOC terdiri atas rangkaian notasi bilangan untuk klas utama beserta keterangannya yang disebut tajuk
d.    Indeks Relatif
Indeks relative DDC terdiri atas sejumlah tajuk dengan rincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas yang memungkinkan untuk menemukan tajuk yang tercantum dalam indeks tersebut pada bagan dan tabel-tabel
e.    Pemilihan Nomor Kelas Yang Praktis
Melalui 2 cara, yaitu :
1.Memilih indeks relative
2.          Langsung pada bagang
4.Memberi Perlengkapan Pada Bahan Pustaka
Suatu pustaka/ buku yang telah dinventarisasi, dibuatkan kartu katalog lengkap dengan klasifikasinya, maka perlu diberi perlengkapan sebagai akhir penyelesaian pengolahan bahan pustaka tersebut sehingga siap untuk dilayankan. Perlengkapan yang dimaksud meliputi kartu pustaka / buku katalog kartu pustaka/ buku dan label. Khusus untuk koleksi referensi, karena koleksi itu tidak dipinjamkan, maka tidak perlu dilengkapi kartu pustaka dan katalognya

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Layanan teknis mencakup berbagai kegiatan seperti:  pengadaan, inventarisasi, pengkatalogan, pengklasifikasian bahan pustaka, serta pemberian perlengkapan pada bahan pustaka tersebut
Pengolahan bahan pustaka mencakup kegiatan: inventarisasi, pengkatalogan, dan pengklasifikasian, pembuatan kartu, kantong kartu dan pemberian label pustaka
Klasifikasi adalah pengelompokan bahan pustaka secara sistematis dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Pengklasifikasian bahan pustaka dapat dilakukan melalui beberapa cara, yakni : menurut bentuk fisiknya, kegunaannya dan menurut pokok bahasa, persoalan atau subjeknya
 
 Daftar Pustaka


Bafadal, Ibrahim. 1992. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Cet. Ke-1), Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto, (1985), Pengetahuan Praktis bagi pustakawan, Malang: Bina Cipta

Hamakonda, Towa P. dan J.N.B. Tairas, (1988), Pengantar klasifikasi persepuluhan Dewey, (Ed. Ke-3) Jakarta: BPK, Gunung Mulia.

Marnohadi, Sri, (1978), Pedoman Klasifikasi Sederhana Seri Pokok-pokok bahan pendidikan dan latihan, Yokyakarta: perpustakaan Pusat IKIP Yakyakarta

Milbulgar, C. Larasasti, dkk. 1992. Membina Perpustakaan Sekolah. Cet. Ke-4) Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Mudyana, Engking dan Royani, (1987), Klasifikasi: Pengantar teoritis dan praktis organisasi pustaka, Jakarta: Depdikbud

Nyonya Rusina Syahrial-Pamuntjak, (1986), Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, (Cet. Ke-4), Jakarta: Djambatan

---------, (1979) Pedoman/Standar Perpustakaan di Indonesia sub pedoman/standar perpustakaan sekolah, Jakarta: Pusat Pembinaan dan pengembangan perpustakaan Depdikbud

Sumardji P., (1978), Mengelola perpustakaan : Tata kerja pengolahan, penyimpanan dan penyusunan buku dengan kartu-kartu katalognya di perpustakaan, (Cet. Ke-1). Yokyakarta: Yayasan Kanisius

Trimo, Soejono, (1985), Pedoman pelaksanaan perpustakaan. Bandung: Remadja Karya

---------, (1985), Pengadaan dan pemilihan bahan pustaka: Suatu teks untuk pustakawan muda perpustakaan sekolah, Bandung: Angkasa

Worfford, Azil, (1959), The School library at work: Acquisition, organization, use and maintenance of materials in the scholl library, New York: The H.W. Wilson